Jumat, 13 September 2019

IMPLEMENTASI ERA DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI   ERA DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN
Oleh : Andri Wahyono , S.Pd
( Tenaga Pendidik di SMA Negeri 5 Palembang )


Internet merupakan hal yang tidak akan lepas mengikuti perkembangan kemajuan jaman. Penggunaan internet secara luas diperkuat dengan gerakan Era Industri  4.0. Semua manusia seakan “dipaksa” agar memahami dan mampu mengoperasikan pemakaian internet dalam kehidupan sehari-hari.
Namun bagai dua mata pisau begitupun dengan kemajuan beragam teknologi termasuk penggunaan internet. Internet mampu membantu menyerhanakan pekerjaan manusia hingga meminimalisasi penggunaan alat-alat sehingga lebih mudah. Informasi yang tersebar akan secara cepat ditangkap dari seluruh penjuru dunia dan ini juga mampu membuat sebuah pekerjaan lebih efisien secara waktu dan tenaga. Hal yang telah disebutkan merupakan  dampak postif dari penggunaan internet dalam membantu kehidupan manusia.
Namun internet juga menimbulkan tidak sedikit hal yang berbau negatif dan merugikan. Internet bisa  menyebarkan hal-hal negatif terkait pornografi hingga provokasi lewat berita dan gambar serta konten-kontennya. Dampak besar terhadap sisi negatif dari penggunaan internet bahkan mampu “membunuh” sebuah generasi bangsa.  Tentu hal tersebut harus segera dihindari
Penggunaan internet secara bijak yang mengedepankan hal-hal positif juga dilaksanakan di sekolah. Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dimaksimalkan di sekolah. Penulis sebagai guru memberikan arahan terhadap peserta didik diantaranya mendownload buku-buku elektronik yang sudah banyak di internet. Dengan adanya buku elektronik maka peserta didik bisa kapan saja belajar  melalui HP yang lebih kecil ukuranya dari buku sehingga bisa dibawa kemana-mana.
Upaya untuk menimplementasikan Era Industri 4.0 dalam kegitan belajar mengajar pada satuan pendidikan dilakukan mulai dari mensosialisasikan bagaimana cara berinteraksi di dunia maya , bagimana seorang guru melakukan upaya untuk mengajak peserta didik menggunakn internet secara positip, memberikan materi pelajaran dengan mencari sumber sumber belajar yang jelas.
Penulis adalah seorang tenaga pendidk di SMA Negeri 5 Palembang pada mata pelajaran Ekonomi dan mendapat amanat tugas tambahan  sebagai Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum. Dalam proses pembelajaran , penulis selalu menekankan bagaimana kita ber etika dalam berinternet di dunia maya, memperkenalkan kepada peserta didik ketika memcari informasi untuk dijadikan sumber belajar , dan bagaimana tatacara menuangkan hasil pencarian kedalam materi yang diberikan oleh guru.
Peserta didik di SMA Negeri 5 Palembang sebagian besar memiliki alat komunikasi berupa HP Android, hal ini salah satu aspek penunjang pelaksanaan pembelajaran berbasis internet di tambah dengan sarana seperti infokus, ruang komputer, dan askes internet pada setiap ruang komputer dan ruang ruang lainnya. Walapun demikan, sekolah memberikan batasan penggunaan HP di sekolah . Sebelum pembelajaran dimulai peserta didik mengumpulkan seluruh HP yqng dimiliki siswa diletakan kedalam box HP yang telah disediakan dan dikumpulkan pada ruang sendiri di bagian kesiswaan. Pada saat pembelajaran dimulai ketika guru menggunakan pembelajaran berbasis internet , peserta didik baru diperkenankan  menggunakan HPnya dan nanti tetap dalam pengawasan dari guru mata pelajaran.
Pembatasan dan pengawasan penggunaan HP saat proses pembelajaran berlangsung maupun jam sekolah di SMA Negeri 5 Palembang sebelumnya di tuangkan dahulu pada Peraturan Akademik dan Peraturan Tata Tertib Peserta Didik SMA Negeri 5 Palembang.Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dapat menggunakan HP secara positip dan nantinya nilai nilai karakter peserta didik dapat terbentuk terkhusus saat melakukan interaksi berbasis online.
Penulis dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas selalu memberikan motivasi kepada peserta didik agar mereka menyadari bahwa saat ini ada pada masa era digital dan Era Industri 4.0. Penggunaan HP secara maksimal digunakan saat pembelajaran ekonomi , sebagai contoh saat penulis mengawali pembelajaran dengan video pembelajaran , peserta didik mengamati video pembelajaran yang bersumber dari youtube tersebut dan siap mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung.


Blogspot Penulis Pembelajaran Ekonomi


Link Kegiatan Pembelajaran Online Ekonomi

Saat peserta didik melakukan kegiatan kelompok dalam  mengerjakan tugas yang diberikan oleh penulis, mereka dengan antutias mencari sumber materi di website yang sudah ditentukan ataupun mereka mencari sumber yang valid dan jelas, kemudian mereka harus  mencantumkan secara jelas sumbernya pada laporan yang akan mereka buat. Diisinilah penulis menyisipkan materi tentang etika berinternet, cerdas berinternet dan materi lainnya agar mereka dapat bijak dalam berinternet
.
Peserta Didik dalam Kelompok mencari materi melalui internet


Pada akhir pembelajaran peserta didik akan mengumpulkan laporan dari masing masing kelompok melalui email , edmodo ataupun wa grup kelas mata pelajaran ekonomi. Guru mata pelajaran memberikan penilaian terhadap laporan kegiatan peserta didik , dan penilaian akhir untuk mengetahui kemampian pencapaian kompetensi Pada materi yang diajarkan akan dilakukan evaluasi secara online dengan menggunakan aplikasi dari goegle form yang telah disiapkan oleh guru mata pelajaran ( penulis ).


Dengan melakukan pembelajaran perpaduan antara  konvensional dan berbasis internet diharapkan peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran disamping itu juga dapat memanfaatkan HP dan berinternet secara positip sehingga implementasi pembelajaran di Era Industri 4.0 dapat terlaksana dengan baik dan tentunya peserta didik sudah ikut serta dalam penerapan pembelajaran era industry 4.0. Semoga dengan tulisan ini, penulis berharap peserta didik ataupun rekan rekan guru menerapakan pembelajaran berbasis online dengan selalu menekankan bagaimana beretika dalam berinternet dan peserta didik akan dapat mengaplikasikan bagaimana cerdas berinternet.



Sabtu, 02 Februari 2019


LATIHAN SOAL EKONOMI SIAP USBN 
OLEH : ANDRI WAHYONO



Silahkan kalian klik link dibawah ini untuk mengerjakan soal-soal :
<iframe src="https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeW0uUAp3DiJ10Qt50uBzrnBmXeuejVg5QzzzdM0f0wKkPwCw/viewform?embedded=true" width="700" height="1000" frameborder="0" marginheight="0" marginwidth="0">Memuat...</iframe>


atau disini : https://goo.gl/forms/5RNLbsmssAOcN6ax1


Selamat Mengerjakan 

Jumat, 01 Februari 2019

TAHAP PENGIKHTISARAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG


 LATIHAN SOAL :


Silakan Anda buka tautan dibawah ini dan dikerjakan sesuai dengan batasan waktu yang diberikan !

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSenxQpuqH4zbGupESSW4Y067rcUCVP23NP6LX4S1hjG03FetQ/viewform?embedded=true

PENILAIAN HARIAN I EKONOMI XII KD.3.5

HTML

Minggu, 14 Agustus 2016

PENDAPATAN NASIONAL




PENDAPATAN NASIONAL
( NATIONAL INCOME )
Oleh : Andri Wahyono , S.Pd

Konsep Pendapatan Nasional

“Pada Kesempatan kali ini Economic Learning Fun  akan membahas mengenai Konsep Pendapatan Nasional, mulai dari pengertian, pendekatan penghitungan dsb. Materi ini saya ulas guna untuk memudahkan kalian memahami konsep ekonomi mikro dan ekonomi makro”


Secara umum pendapatan nasional dapat diartikan sebagai total pendapatan faktor produksi, atau total pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi, yakni tenaga kerja, modal, dan tanah. Untuk lebih memahami apa itu pendapatan nasional kita akan mempelajari beberapa konsep/pengertian yang akan kita bahas satu persatu di antaranya:

1.    Pendekatan/Metode Produksi (Produk Domestik Bruto/PDB)

Berdasarkan metode ini pendapatan nasional adalah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu. Dengan metode ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan setiap nilai tambah (value added) proses produksi di dalam masyarakat (warga negara asing dan penduduk)  dari berbagai lapangan usaha suatu negara dalam kurun waktu satu periode (biasanya satu tahun). Di dalam suatu perekonomian, di negara-negara maju atau di negara-negara berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut, melainkan oleh penduduk negara lain. Selalu didapati produk nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri. Perusahaan multinasional beroperasi di berbagai negara dan membantu menaikan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara-negara tersebut. Perusahaan multinasional tersebut menyediakan modal, teknologi, dan tenaga ahli kepada negara tempat perusahaan itu beroperasi. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diprodusikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebutdan asing.

Komponen-komponen pendapatan nasional yang termasuk dalam penghitungan dengan metode produksi, di antaranya, adalah sebagai berikut.

a.      Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
b.      Pertambangan dan penggalian
c.      Industri pengolahan
d.      Listrik, gas, dan air minum
e.      Bangunan
f.       Perdagangan, hotel, dan restoran
g.      Pengangkutan dan komunkasi
h.      Bank dan lembaga keuangan lainnya
i.        Sewa rumah
j.        Pemerintahan dan pertahanan
k.      Jasa-jasa

 Hasil produksi dari setiap lapangan usaha tersebut dijumlahkan dalam satu tahun lalu dikalikan harga satuan masing-masing. Maka rumusnya adalah:

                                                     Y=(Q1.P1)+(Q2.Q2)+…(Qn.Pn)

K eterangan:
Y = Pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto)
Q = Jumlah barang
 P = Harga barang


2. Pendekatan/Metode Pengeluaran (Produk Nasional Bruto/PNB)

Pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dapat diartikan sebagai jumlah pengeluaran secara nasional untuk membeli barang dan jasa dalam  satu periode, biasanya satu tahun.  Berdasarkan metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah penjumlahan seluruh pengeluaran yang dilakukan seluruh pelaku ekonomi (rumah tangga, perusahaan, pemerintah, masyarakat luar negeri) di dalam suatu negara selama periode tertentu (satu tahun). Hasil penghitungannya disebut Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah konsep yang mempunyai arti yang bersamaan dengan GDP, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda. 

Dalam menghitung PNB, nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan  oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung. Karena faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara suatu negara terdapat di negara itu sendiri atau luar negeri, nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor yang digunakan di luar negeri juga dihitung di dalam PNB. Sebaliknya, dalam PNB tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik penduduk atau perusahaan  negara lain yang digunakan di negara tersebut.

Komponen-komponen yang termasuk pendapatan nasional menurut metode pengeluaran adalah sebagai berikut :
  1. Rumah tangga dengan jenis pengeluaran Konsumsi  ( Consumption/ C )
  2. Perusahaan dengan jenis pengeluaran Investasi ( Investment/ I )
  3. Pemerintah dengan jenis pengeluaran, Pengeluaran Pemerintah  ( Government Expenditure/ G )
  4. Masyarakat luar negeri dengan jenis pengeluaran Ekspor – Impor    (Export – Import/ X-M )

Dengan Y sebagai Produk Nasional Bruto, maka maka didapat rumus sebagai berikut :

Y = C + I + G + (X – M)


*) Jika PNB (GNP) tersebut dibagi jumlah penduduk, akan menghasilkan pendapatan per kapita.          

3. Pendekatan/Metode Pendapatan (Pendapatan Nasional/PN)

Pendapatan nasional menurut pendekatan ini adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi (rumah tangga) yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam satu tahun tertentu.

Lebih jelasnya dapat dilihat komponen-komponen pendapatan nasional menurut metode pendapatan yaitu berikut :
    1. Alam dengan sewa (rent/ r ) sebagai balas jasa
    2. Tenaga kerja dengan upah/gaji (wage/ w ) sebagai balas jasa
    3. Modal dengan bunga (Interest/ i ) sebagai balas jasa
    4. Skill Kewirausahaan  (Entrepreneurship) dengan laba (profit/ p )

Dalam rumus dapat akan tampak sebagai berikut:

Y = R + W + I + P

*) Hasil penghitungan pendapatan nasional (Y) dengan metode ini disebut Pendapatan Nasional (PN) atau National Income (NI).

 

Konsep GNP (PDB), PDRB, GNP (PNB), NNP (PNN) , NNI, PI, dan DI
  
1. Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP)

Sebelum kita dapat menghitung pendapatan nasional terlebih dahulu kita harus tahu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP), karena PDB merupakan salah satu instrumen penting untuk dapat menghitung pendapatan nasional. PDB merupakan nilai dari akhir keseluruhan barang/jasa yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi dalam suatu negara, termasuk  barang dan jasa yang dihasilkan warga negara lain yang tinggal di negara tersebut.

Penghitungan nilai PDB dapat dilakukan atas dua macam dasar harga yaitu :
  1. PDB atas dasar harga berlaku, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tersebut. PDB atas dasar harga berlaku berfungsi untuk melihat dinamika/perkembangan struktur ekonomi yang riil pada tahun tersebut.
  2. PDB atas dasar harga konstan, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tertentu. PDB atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Contohnya jika kita ingin mengetahui berapa persen kenaikan PDB dari tahun 1998, 1999 dan tahun 2000, karena nilai/harga suatu produk tiap tahun berubah-ubah maka kita harus mengubah nilai PDB tahun 1998 dan 1999 dengan dasar harga tahun 2000 sehingga akan terlihat dengan jelas besaran kenaikan dari tiap tahunnya.
  
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik perlu menggunakan data-data statistik yang memuat informasi tentang kondisi riil suatu daerah pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang telah atau akan diambil dapat dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota adalah Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB kabupaten/kota menurut lapangan usaha (Industrial Origin).


Penghitungan PDRB diperoleh melalui tiga pendekatan :

A.   Pendekatan Produksi
Dalam pendekatan ini PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit produksi dalam penyajiannya dikelompokkan dalam 9 sektor atau lapangan usaha yaitu:
1) Pertanian.
2) Pertambangan dan Penggalian.
3) Industri Pengolahan.
4) Listrik, Gas, dan Air Bersih.
5) Bangunan.
6) Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
7) Pengangkutan dan Komunikasi.
8) Jasa Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.
9) Jasa-jasa. 

B.
      Pendekatan Pendapatan
Menurut pendekatan pendapatan, PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan terakhir, yaitu:
1)  Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung.
2)  Konsumsi pemerintah.
3)  Pembentukan modal tetap domestik bruto.
4)  Perubahan stok.
5)  Ekspor neto, dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Ekspor neto adalah ekspor dikurangi impor.

C.
      Pendekatan Pengeluaran
Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.
Dalam pengertian PDRB kecuali faktor pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Produk domestik bruto merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).
Dari 3 pendekatan tersebut secara konsep jumlah pengeluaran tadi harus sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya. Selanjutnya produk domestik regional bruto yang telah diuraikan di atas disebut sebagai Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar, karena mencakup komponen pajak tidak langsung neto.


3. Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP)

Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP) adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri, tetapi tidak termasuk warga negara asing yang tinggal di negara tersebut, atau dengan kata lain PNB/GNP adalah jumlah Produk Domestik Bruto ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri (penghasilan neto) adalah penghasilan dari warga negara yang bekerja di luar negeri dikurangi penghasilan warga negara lain yang bekerja di dalam negeri).

Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Factor Income from Abrood)

di mana,
  • PNB =  Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP)
  • PDB =  Produk Domestic Bruto/Gross Domestic Product (GDP)
  • Pendapatan  Neto  = Pendapatan dari warga negara yang tinggal di luar negeri dikurangi pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam negeri

Contoh :
Hardi warga negara Indonesia, bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp2.000.000,00 Paul warga negara asing tinggal dan bekerja di Indonesia, pendapatan Rp3.000.000,00 Ali warga negara Indonesia tinggal dan bekerja di luar negeri dengan pendapatan Rp1.000.000,00.

Maka PDB (GDP) = pendapatan Hardi + pendapatan Paul = Rp2.000.000,00 + Rp3.000.000,00 = Rp5.000.000,00.
Penghasilan Neto = pendapatan Ali − pendapatan Paul = Rp1.000.000,00  − Rp3.000.000,00 = -Rp2.000.000,00,

dengan menerapkan rumus di atas dapat kita ketahui PNB adalah:
PNB (GNP)    = PDB + Penghasilan Neto
            = Rp5.000.000,00 + (- Rp2.000.000,00)
                        = Rp3.000.000,00

4. Produk Nasional Neto (PNN)/Net National Product (NNP)

Sering disebut pula Net National Product atas dasar harga pasar yaitu GNP dikurangi depresiasi/penyusutan atas barang modal dalam proses produksi selama satu tahun.

Persamaan matematiknya:
NNP = GNP - Depresiasi
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah dan depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar maka:
NNP       =  2.007.191,1  − 104.337,9
   =  1.902.853,2 milliar

5. Pendapatan Nasional Neto/Net National Income (NNI)

Juga sering disebut Net National Product (NNP) atas dasar biaya faktor produksi atau Pendapatan Nasional Neto atau Net National Income (NNI) adalah NNP dikurangi pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah, atau jika kita menghitung dari GNP dapat kita rumuskan:
    
NNI = GNP - Depresiasi - Pajak tidak langsung
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah, sedangkan depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar dan pajak tidak langsung dikurangi subsidi sebesar 85.272,2 milliar maka:
NNI        =  2.007.191,1  − 104.337,9  − 85.272,2
   =  1.817.519 milliar


6. Pendapatan Perseorangan/Personal Income (PI)

Personal Income adalah pendapatan yang diterima oleh setiap lapisan masyarakat dalam satu tahun. Pendapatan nasional tidak semuanya diterima oleh pemilik faktor produksi karena ada sebagian pendapatan yang tidak dibagikan antara lain: laba yang ditahan, pajak perseorangan, iuran jaminan sosial dan transfer payment/bantuan sosial (misalnya untuk masyarakat miskin, penyandang cacat, veteran, dan lain-lain).

Rumusan untuk menghitung PI adalah:
PI = NNI - (Laba ditahan + pajak perseorangan + iuran jaminan sosial + transfer payment)

7. Pendapatan Disposibel/Disposible Income (DI)

Disposible Income adalah Personal Income setelah dikurangi pajak langsung (misalnya pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan sebagainya). Disposible income merupakan pendapatan yang siap digunakan, baik untuk keperluan konsumsi maupun ditabung.

Rumusan untuk menghitung DI adalah:

DI = PI - Pajak Langsung

Tabungan (saving) yang disimpan di lembaga keuangan resmi (Bank) akan dapat menambah pendapatan nasional karena, saving ini akan dimanfaatkan untuk investasi, lewat investasi inilah pendapatan nasional dapat meningkat.

Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti di bawah ini:

GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI

Perbandingan mengenai indikator pendapatan nasional akan lebih jelas bila kita menerapkan dalam angka:


1.
GDP

RP. 100.000,-


Pendapatan Neto dari luar negeri

RP.   10.000,-
(-)





2.
GNP

Rp.   90.000,-


Depresiasi/ Penyusutan

Rp.     5.000,-
(-)





3.
NNP

Rp.   85.000,-


Pajak Tidak Langsung

Rp.     3.000,-
(-)





4.
NNI

Rp.   82.000,-



• Laba ditahan  
• PPh Persh.      
• Iuran Sosial 
Rp.    7.500,-
Rp.    2.500,-
Rp.    1.000,-


+








Rp.  11.000,-
(-)




5.
PI

RP.  71.000,-


Pajak Langsung

RP.    5.000,-
(-)





6.
DI

RP.  66.000,-


Konsumsi

RP.  47.000,-
(-)

Tabungan

RP.  19.000,-